Agama Hindu kelas X : Artha Sastra (Nitisastra)
ARTHA SASTRA (NITISASTRA)
Arthashastra
adalah risalah India Kuno tentang administrasi negara, kebijakan ekonomi dan
strategi militer yang konon ditulis oleh Kautilya dan Viṣhṇugupta, yang secara
tradisional diidentifikasi sebagai Cāṇakya, seorang sarjana di Takshashila dan
kemudian menjadi perdana menteri Kemaharajaan Maurya atau ilmu tentang politik
atau ilmu tentang pemerintahan. Dasar-dasar ajaran Arthasastra terdapat hampir
semua bagian kitab sastra dan veda. Di dalam rgveda dan yajur veda terdapat pula
pokok pokok pemikiran mengenai Arthasastra. Penjelasan lengkap terdapat di
kitab Itihasa dan Purana. Identifikasi Kautilya atau Vishnugupta dengan perdana
menteri Maurya,Chānakya, akan menentukan masa penulisan Arthaśāstra sekitar abad
ke-4 SM. Meski demikian, kesamaan dengan berbagai smrti dan kitab referensi
lainnya akan menimbulkan anakronisme sehingga kemungkinan Arthaśāstra ditulis
dari abad ke-2 hingga ke-4 M. Ojha mengemukakan pandangan bahwa penyamaan Vishnugupta
dengan Kautilya disebabkan karena kesalahan dalam mengenali editor dan
penulisnya sehingga ia berpendapat bahwa sesungguhnya Vishnugupta adalah
redaktur karya yang murni ditulis oleh Kautilya.
Ringkasnya
Arthasastra mengajarkan berbagai ajaran kepemimpinan yang berorientasi pada
kepentingan rakyat. Arthasastra di tulis oleh Kauntilya atau dikenal pula
dengan nama Chanakya, sekitar tahun 250 SM. Kitab ini ditulis oleh Kauntilya
saat mana keadaan politik di negeri India kacau, para pejabat/bangsawan sibuk
berpestapora, negara tidak terurus, korupsi merajalela di sana-sini, yang
menjadi korban adalah rakyat, rakyat dibebani berbagai macam pajak dan
iuran/pungutan yang tidak perlu. Terlebih lagi India saat itu mengalami ancaman
ekspedisi militer dari Kaisar Alexander Yang Agung raja Yunani. Sebagai seorang
yang terpelajar, cerdas dan perduli dengan keadaan rakyat Kauntilya memberikan
kritik pada kekuasaan saat itu, namun penguasa saat itu menghinanya. Hal ini
tidak menyurutkan semangat dari Kauntilya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat.
Dia bertekad membangun kekuatan rakyat untuk meruntuhkan kekuasaan yang korup.
Langkah awal yang diambilnya adalah membangun kesadaran rakyat terhadap negara,
ini dilakukannya dengan berkeliling ke seluruh wilayah India. Setelah kesadaran
rakyat terhadap negara terbangun maka beliau mengajarkan tentang kekuasaan,
merebut kekuasaan, mempertahankan kekuasaan dan memfungsikan kekuasaan sebagai
istrumen kesejahteraan sosial. Kauntilya mengajarkan bagaimana menjatuhkan para
penguasa yang korup dengan memanfaatkan Indria (nafsu), yaitu dengan membiarkan
mereka terjebak dalam kubangan nafsu, sebaliknya kekuatan rakyat digalang
dengan melakukan pengendalian Indria (nafsu) seperti yang diajarkan dalam Kitab
suci Weda.
Arthaśāstra
adalah ilmu tentang politik atau ilmu tentang pemerintahan. Dasar-dasar ajaran
Arthaśāstra terdapat dihampir semua bagian kitab sastra dan Veda. Di dalam Rg.Veda
maupun Yajurveda terdapat pula pokok-pokok pemikiran mengenai Arthaśāstra.
Penjelasan lebih lengkap dapat ditemukan dalam kitab Itihāsa dan Purāna. Kitab
Mahābhārata dan Rāmāyana boleh dikatakan memuat pokok-pokok ajaran Arthaśāstra
dengan nama Rājadharma. Mulai pada abad ke VI SM., bentuk naskah Arthaśāstra
mulai memperlihatkan bentuknya yang lemgkap dan sempurna setelah Dharmaśāstra
meletakkan pokok-pokok pikiran mengenai Arthaśāstra itu. Pada abad ke IV SM.,
Kautilya menulis bukunya yang pertama dengan nama Arthaśāstra. Kitab
Arthaśāstra inilah yang dianggap paling sempurna sehingga dengan demikian kita
dapat mengatakan bahwa Kautilya atau Canakya atau Viṣṇugupta dapat kita anggap
sebagai Bapak Ilmu politik Hindu. Relevansi isi Arthaśāstra yang masih relevan
dengan alam pikiran politik modern di Barat, terdapat di dalam ungkapan kitab
Arthaśāstra itu. Karena itu untuk mendalami ilmu politik Hindu dianjurkan agar
disamping membaca Itihāsa dan Purāna, supaya membaca Dharmaśāstra dan
Arthaśāstra karya Canakya itu. Dari berbagai tulisan, dapat disimpulkan bahwa
istilah Arthaśāstra adalah bukan satu-satunya istilah yang dikenal dalam kitab
sastra Veda. Mengenai penulis di bidang Arthaśāstra pun banyak pula. Nama-nama
yang banyak disebut antara lain: Manu, Yajñavalkya, Usaṇa, Bṛhaspati,
Visalaksa, Bharadvāja, Parasara dan yang terakhir dan paling banyak disebut-sebut
adalah Kautilya sendiri. Dalam Arthaśāstra terdapat empat aliran pokok.
Perbedaan tampak dari system penerapan ilmu politik berdasarkan ilmu yang
diterima sebagai sistem untuk mencapai tujuan hidup Manusia (Purusārtha).
Bhagavad Sūkra yang menulis Arthaśāstra dengan nama Śukrānitiśāstra. Buku ini
berisikan ajaran-ajaran teori ilmu politik yang ditulis dalam ± 2200 sair.
Disamping itu Kamāṇdaka juga telah menulis Nitiśāstra yang semuanya memberi
pandangan yang luas tentang ilmu politik.
Kitab-Kitab
yang tergolong Artha Sastra antara lain, Usana, Nitisastra, Sukraniti, Manawa
Dharmasastra, Purwadigama, Agama, Sarasmuscaya, Dewadigama, Negarakramasasana,
dan Writisasana.
Comments
Post a Comment