Contoh Makalah Fisika Tentang Cara Mengatasi Pemanasan Global Dengan Penggunaan Energi Alternatif



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pemanasan global sendiri adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi yang dapat berdampak pada perubahan iklim dan cuaca di bumi. Jadi membahas pemanasan global ini berarti membahas dampak-dampak yang diakibatkan dari pemanasan global dan cara untuk mengatasinya. Contoh dampak dari pemanasan global adalah, umumnya pada bulan Desember merupakan musim penghujan tetapi hujan belum turun atau sebaliknya. Dari dampak negative yang telah dicontohkan, maka manusia harus lebih aktif mencari tahu cara-cara untuk mengatasi efek yang timbul dari pemanasan global. Contohnya dengan menemukan energi-energi alternative untuk mengurangi emisi gas buang dari pabrik atau kendaraan yang menghasilkan karbon yang dapat memperparah pemanasan global. Di Indonesia, fenomena dampak perubahan iklim dan pemanasan global ditunjukkan dengan adanya berbagai peristiwa bencana alam yang terus meningkat seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, berkurangnya keaneka ragaman hayati, penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya air (Dirjen PHKA BB TNGL, 2007).

Oleh karena itu, pemanasan global ini hendaklah menjadi perhatian seluruh masyarakat karena sangat banyak efek buruk dan berbahaya yang ditimbulkan nantinya. Pembicaraan tentang cara untuk mengurangi efek buruk dan dampak dari pemanasan global ini sangat peting bagi pengetahuan masyarakat dan juga memiliki tujuan penting yang pastinya harus dicapai demi kelangsungan kehidupan di bumi.




1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.  Bagaimana Gejala dari Pemanasan Global?
1.2.2.  Apa yang menyebabkan pemanasan global terjadi?
1.2.3.  Apa dampak dari pemansan global bagi musim, cuaca, dan iklim di bumi?
1.2.4.  Bagaimana solusi dari dampak buruk yang timbul dari pemanasan global?

1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1.  Untuk mengetahui dan mengerti bagaimana gejala dari pemansan global.
1.3.2.  Agar tahu hal apa saja yang menyebabkan pemanasan global terjadi
1.3.3.  Agar tahu dampak apa saja yang dapat timbul dan apa efeknya bagi kondisi musim di bumi.
1.3.4.  Untuk mengetahui cara mengatasi atau solusi dari pemanasan global.

1.4. Metode Penulisan
Dari penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penulisan kajian pustaka














BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pemanasan global diartikan sebagai kenaikan temperature muka bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan iklim global ini telah menybabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan dunia. Tingkat kekhawatiran perubahan iklim global ini terendam dalam dokumen protocol Kyoto dan United Nation framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang menekankan pentingnya usaha kearah pengurangan emisi karbon serta penyerapan karbon di atmosfer. Demikian halnya dalam konfrensi PBB tentang pembangunan dan lingkungan hidup atau United Nation Conference on Environmentand Development (UNCED) pada tahun 1992 di Rio Janeiro, Brazil, dimana menghasilkan dua deklarasi umum yang salah satu di antaranya juga menekankan bagaimana upaya mengurangi perubahan iklim global (Yusuf, 2008).

Sumber energi alternatif (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam. Berikut ini adalah yang termasuk sumber energi alternative atau energi yang dapat diperbaharui. Antara lain Energi Matahari, Energi Angin, Panas Bumi, Biomassa, dan sebagainya. (sumber energi dan perubahannya, 2009). Hutan alami merupakan penyimpan karbon tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan pertanian. Oleh karena itu, hutan alami dengan keragaman jenis pepohonan berumur panjang dan serasah yang banyak merupakan gudang penyimpan karbon tertinggi. Bila hutan diubah fungsinya menjadi lahanlahan pertanian atau perkebunan atau ladang penggembalaan maka jumlah karbon tersimpan akan merosot. Jumlah karbon tersimpan antarlahan tersebut berbedabeda, tergantung pada keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada, jenis tanah- 13 nya serta cara pengelolaannya. Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hingga paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur. Pengukuran secara kuantitatif karbon tersimpan dalam berbagai macam penggunaan lahan perlu dilakukan. Untuk itu diperlukan metode pengukuran standar yang baku dan telah dipergunakan secara luas, agar hasilnya dapat dibandingkan antarlahan dan antarlokasi (Hairiah dan Rahayu, 2007).

Jadi hubungan energi alternative dengan pemanasan global adalah untuk menjaga kondisi bumi tetap pada suhu yang normal. Pemanasan global ini biasanya disebabkan oleh emisi gas yang dibuang oleh pembangkit listrik, pabrik, atau kendaraan bermotor. Contohnya Pembangkit Listri di Indonesia sendiri umumnya menggunakan bahan bakar fosil sedangkan emisi gas buang yang dihasilkan berupa CO2, gas metana, dan nitrooksida atau gas rumah kaca. Dari emisi gas buang tadi maka panas matahari yang masuk ke bumi dipantukan kembali ke bumi sehingga suhu di bumi meningkat dan menyebabkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan. Maka dari itu dibuatlah pembangkit listrik yang ramah lingkungan seperti Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Maka dari itu, penggunaan energi alternative sangatlah dibutuhkan sekarang ini karena telah diketahui secara umum suhu di bumi telah meningkat secara signifikan.













BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Gejala Pemanasan Global
3.1.1.       Lapisan es yang kian menipis
3.1.2.       Kebakaran hutan besar-besaran
3.1.3.      Situs purbakala yang cepat rusak
3.1.4.      Ketinggian gunung es yang berkurang (yang diakibatkan melelehnya es di puncak gunung)
3.1.5.       Satelit bergerak lebih cepat (makin banyak karbondioksida di atas atmosfer menyebabkan lebih banyak dorongan dan satelit lebih cepat bergerak)
3.1.6.       Pelelehan besar-besaran
3.1.7.       Keganjilan di daerah kutub  (riset di sekitar sumber air yang hilang memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi)
3.1.8.       Peningkatan kasus alergi

3.2. Penyebab Pemanasan Global
Hal-hal yang dapat menyebabkan pemanasan global sebenarnya sangat banyak. Baik penyebab dari alam itu sendiri atau pun akibat gaya hidup manusia yang tanpa disadari memicu pemanasan global meenjadi semakin parah. Penyebab-penyebab pemanasan global ini antara lain,
3.2.1.      Menjamurnya bangunan dengan konsep rumah kaca. semakin hari semakin banyak gedung-gedung tinggi yang memanfaatkan kaca sebagai dindingnya. Padahal ini dampaknya sangat buruk. Sebab dinding kaca ini tidak dapat menyerap sinar matahari namun justru memantulkannya ke udara. Inilah yang menjadikan lingkungan semakin terasa panas.
3.2.2.      Kurangnya pepohonan. Pepohonan akan menjadikan lingkungan lebih sejuk dan menyehatkan sebab pohon menghasilkan oksigen yang dapat dihirup. Selain itu, pepohonan juga berperan mengurangi suhu panas serta menghirup CO2 dimana CO2 ini menjadi salah satu penyebab global warming. Tapi kini lahan-lahan kosong sudah habis karena diubah menjadi bangunan-bangunan dan gedung-gedung tinggi. Terbatasnya tanah inilah yang pada akhirnya membuat kita kesulitan menanam pohon di pekarangan rumah. Lebih dari itu, masih banyak oknum tak bertanggung jawab yang dengan secara liar menebang pepohonan.
3.2.3.      Penggunaan listrik berlebihan. Hal ini menjadikan energi yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik semakin bertambah.
3.2.4.       Asap pabrik. Selain bangunan rumah kaca, penyebab lain yang datang dari lingkungan masyarakat adalah adanya asap pabrik. Memang pabrik ini bisa menyerap tenaga kerja, tapi tak dapat dipungkiri pula bahwa asap pabrik ini juga menjadi penyebab pemanasan global.
3.2.5.      Jumlah kendaraan yang bertambah. banyaknya jumlah kendaraan juga turut andil menjadi penyebab meningkatnya pemanasan global. Hasil pembakaran dari kendaraan bermotor ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi juga memperparah global warming. Lebih dari itu, penggunaan energi juga akan meningkat. Jadi, jumlah kendaraan yang terus bertambah ini tidak hanya menimbulkan kemacetan, tapi juga membuat suhu panas di bumi meningkat.
3.2.6.      Pembakaran hutan. Pembakaran hutan tidak hanya mengakibatkan banjir. Sebab lebih dari itu pembakaran hutan yang ‘katanya’ bertujuan untuk membuka lahan pertanian malah merusak ekosistem hutan sebab kita pun tidak akan mendapatkan udara yang bersih mengingat pepohonannya sudah dimusnahkan.
3.2.7.      Bumi yang menua. Menurut perkiraan, bumi sudah berusia 4,6 milyar. Bahkan bumi sudah didiami dan dihidupi beberapa generasi. Sejak generasi nabi Adam hingga abad 21 dan tidak terhitung lagi jumlahnya. Adanya generasi-generasi ini tentu menimbulkan perubahan pada lingkungan. Salah satunya adalah pemanasan global itu sendiri.
3.2.8.      Lapisan ozon menipis. Lapisan ozon berperan membantu memfilter sinar matahari supaya gelombang berbahaya tidak sampai ke bumi.  Namun dikarenakan adanya gas yang ada di udara, maka ini mengakibatkan kebocoran pada lapisan ozon. Mirisnya lagi, kebocoran ozon ini terjadi setiap saat, dan untuk mengembalikannya seperti semula memerlukan waktu yang sangat lama. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti lapisan ozon akan benar-benar musnah.

3.3. Dampak Pemanasan Global bagi Musim, Cuaca, dan Iklim di Bumi
Pemanasan global merupakan peristiwa memanasnya suhu rata- rata di permukaan bumi atau kerak bumi sehingga menyebabkan bumi menjadi lebih panas. Maka dari itulah disadari atau tidak, pemanasan global akan berpengaruh terhadap iklim dan cuaca. Beberapa pengaruh pemanasan global terhadap iklim dan cuaca antara lain adalah sebagai berikut:
3.3.1.      Musim datang tidak sesuai dengan masanya. Dampak kedua dari pemanasan global bagi cuaca dan iklim adalah kedatangan musim yang tidak sesuai dengan masa. Kita mempelajari bahwa musim di dunia ini datang dengan sangat teratus menurut tanggal masing- masing. Oleh karena itulah kita dapat memprediksi kapan kita akan berjumpa dengan musim tertentu. sebagai contoh pembagian musim di Indonesia, kita akan menjumpai musim hujan ketika bulan Oktober- April, sementara sisanya kita akan menjumpai musim kemarau. Namun sejak akhir- akhir ini pemanasan global melanda bumi, musim datang semakin tidak beraturan, semakin tidak pada masanya. Misalnya di bulan November yang seharusnya sudah memasuki musim penghujan, justru masih terasa panas dan tidak menunjukkan tanda- tanda akam turun hujan. Demikian halnya dengan musim penghujan yang masih saja datang meskipun sudah memasuki saat musim kemarau tiba.
3.3.2.      Cuaca yang tidak menentu. salah satu dampak dari pemanasa global yang paling terasa mencakup iklim dan cuaca adalah menjadikan cuaca tidak menentu. Misalnya kita sangat sulit memprediksi cuaca yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu. apabila kita memprediksikan hari akan cerah, tiba- tiba bisa turun hujan, itupun hujan yang sangat deras dan terkadang disertai jenis angin dan juga petir. Hal inilah yang menyebabkan kesulitan melakukan ramalan cuaca. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ramalan cuaca atau prakiraan cuaca ini merupakan hal yang sangat penting. Bukan hanya bagi penyelenggara event atau proyek, namun juga sangat penting bagi sektor transportasi. Mengingat transportasi udara membutuhkan jadwal penerbangan yang sangat teliti dan berhati- hati terhadap cuaca.
3.3.3.      Suhu udara semakin tinggi. Dampak pemanasan global yang selanjutnya  adalah cuaca atau iklim menjadi lebih terasa panas dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini tercermin pada suhu udaranya. Ketika pemanasan global terjadi, maka udara menjadi terasa lebih panas, dan panasnya ini merupakan panas yang menyengat kulit. Jadi, meskipun matahari tidak terlalu terik, namun cuaca cukup membakar kulit kita sehingga kita akan merasa gerah dan kepanasan.
3.3.4.       Lama musim kemarau dan musim hujan tidak sama. Dampak selanjutnya dari pemanasan global terhadap cuaca dan iklim adalah musim yang lamanya tidak sesuai semestinya. Misalnya di Indonesia, harusnya musim penghujan dan musim kemarau sama- sama berlangsung selama enam bulan tapi karena pemanasan global, musim ini bisa berlangsung tidak semestinya. Terkadang kita menjumpai musim penghujan yang lebih lama daripada musim kemarau dan terkadang musim kemarau datang lebih lama daripada musim hujan.
3.3.5.      Merebaknya bibit penyakit. Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang sangat tidak menentu. Salah satu akibatnya adalah merebaknya wabah penyakit yang tidak menentu. Seperti penyakit yang disebabkan karena perubahan musim yang tidak menentu, misalnya adalah demam tinggi, diare, dan lain sebagainya. Berbagai macam penyakit juga timbul akibat bencana alam yang terjadi karena pemanasan global, seperti saluran pernafasan yang timbul karena kebakaran hutan, dan lain sebagainya.

3.4.  Solusi dari Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan problematika dunia yang berakibat fatal bila tidak ditanggapi dengan sigap.  Telah jelas terjadinya perubahan iklim ‘climate change’ adalah salah satu efek terbesar yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. Salah satu penyebabnya adalah emisi carbon yang berlebihan yang mengakibatkan efek rumah kaca pada bumi.

Emisi carbon memiliki banyak sekali sumber. Dari yang kecil sampai yang besar semuanya bisa berdampak. Asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya adalah contoh besarnya. Salah satu penghasil emisi carbon yang besar adalah pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan. Contohnya batubara.

Pembangkit listrik tenaga batu bara menghasilkan emisi carbon yang banyak dan merupakan salah satu penyebab efek rumah kaca. Berdasarkan data IAEA (International Automatic Energy Agency) polusi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik paling banyak bersumber dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil yakni batu bara, minyak bumi, atau solar dan gas alam.

Oleh karena itu diperlukannya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih green. Dan mengurangi dampak global warming. Salah satunya adalah Nuklir. Nuklir adalah salah satu solusi tepat pengganti batu bara. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang diproduksi listrik yang diproduksi oleh penggunaan energi fosil menghasilkan gas rumah kaca sebesar 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg NOX, sementara energi nuklir hanya menghasilkan 9-21 gram CO2/kWH. Studi ini disusun berdasarkan metode Life Cycle Analysis, suatu analasis yang menyeluruh dari hulu sampai hilir, mulai penambangan, transportasi, konstruksi pembangkit sampai operasi. Karena itu saat ini PLTN di dunia telah berhasil menurunkan pembakaran CO2 sebesar 2 gigaton per tahunnya.

Namun yang menjadi masalah sekarang, nuklir memiliki resiko yang besar soal keamanan. Meski telah ditemukan banyak sekali perlindungan agar tidak terjadi kebocoran, namun perlu dipertimbangkan juga bencana-bencana alam yang terjadi di sekitar lokasi pendirian PLTN yang dapat membuat perlindungan tadi hancur dan membahayakan warga sekitar. Semua itu memang butuh pertimbangan yang lebih.

Meski nuklir merupakan salah satu solusi hebat sebgai green energy, namun hal-hal seperti proteksi dan alokasi letak pendirian harus benar-benar ditelaah sedalam-dalamnya. Karena berdasarkan konsep sustainable development, antara society dan environmental haruslah seimbang. Keamanan bagi masyarakat juga solusi hijau lingkungan.

Selain Penggunakan Nuklir sebagai solusi dari dampak pemansan global, dapat juga menggunakan energi altenatif lain seperti air, angin, dan matahari. Penggantian pemakaian pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil dengan memanfaatkan energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari, angin atau air sangatlah membantu pengurangan emisi gas buang yang berupa karbon ke udara. Karbon inilah penyebab utama dari munculnya efek rumah kaca.

Energi air adalah salah satu alternative bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber energi ini didapat dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetic yang dimiliki air. Di Indonesia terdapat puluhan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), seperti PLTA Singkrak (Sumatra Barat), PLTA Gajah Mangkur (Jawa Tengah), PLTA Jatiluhur (Purwakarta), PLTA Riam Kanan (Kalimantan Selatan) dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan) dan masih banyak lagi.

Penggunaan energi matahari. Serupa dengan terobosan yang dilakukan pemerintah Cina, Indonesia juga telah memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi. Energi matahari atau surya adalah energi yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan oleh matahari. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia anatara lain: PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT)

Penggunaan energi angin. Kincir angin digunakan untuk menangkap energi kinetic atau listrik yang ramah lingkungan. Pemanfaatan energi angin/bayu menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.

Penggunaan Biofuel atau disebut juga bahan bakar hayati, yang berupa bahan bakar (baik padat, cair atau gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang dan kelapa sawit).

Penggunaan Biomassa. Biomassa adalah jenis energi ramah lingkungan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain kayu, limbah dan alkohol. Di Indonesia sendiri telah ada Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) Pulubala yang berada di Gorontalo. PLTBM tersebut memanfaatkan tongkol jagung sebagai sumber energinya.

Penggunaan Energi panas bumi / Geothermal. Energi panas bumi yang dimaksud di sini bukan energi panas di permukaan Bumi, melainkan energi panas yang dihasilkan dan disimpan di dalam Bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau area sekitar lempeng tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia tersebar di beberapa tempat, antara lain: PLTP Sibayak di Sumatra Utara, PLTP Salak di Jawa Barat, PLTP Dieng (Jawa Tengah) dan PLTP Lahendong di Sulawesi Utara.

Pemanfaatan Gelombang Laut. Energi gelombang laut atau ombak adalah energi ramah lingkungan yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut. Indonesia sebagai negara maritim yang terletak diantara dua samudera berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut. Sayangnya sumber energi alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia.

Pasang Surut. Energi pasang surut air laut adalah energi yang bersumber dari proses pasang surut air laut. Perbedaan tinggi rendah air laut dan arus saat pasang surut dapat dimanfaatkan sebagai energi yang ramah lingkungan. Layaknya energi gelombang laut, Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam pemanfaatan energi pasang surut air laut. Sayangnya, sampai sekarang sumber energi yang ramah lingkungan ini belum termanfaatkan.






















BAB IV
PENUTUP

4.1.   Kesimpulan
Dari pembahasan di atas mengenai proses, dampak, penyebab, dan cara mengatasi pemanasan global itu sendiri dapat di simpulkan. Panas dari matahari ini akan diserap oleh bumi dan sebagiannya lagi dikembalikan ke atmosfer. Akan tetapi, karena di atmosfer terdapat banyak gas efek rumah kaca; gas karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), metana, uap air dan lainnya dapat mengakibatkan panas matahari tidak mampu keluar dari bumi dan justru terperangkap, kondisi ini akan membuat panas matahari memantul ke bumi lagi. Apabila hal ini terjadi setiap hari, maka akan bertambah banyak sinar matahari yang masuk ke bumi. Keadaan ini menjadikan semakin banyak gas tidak bisa dikembalikan ke atmosfer, alhasil bumi pun semakin panas. Inilah yang kemudian dinamakan pemanasan global atau global warming.
Pemanasan global itu sangat buruk akibatnya bagi kehidupan, baik itu manusia, hewan atau tumbuhan yang ada di bumi. Maka dari itu manusia harus bisa mengubah gaya hidup yang mengakibatkan pemanasan global semakin parah. Atau menemukan energi-energi alternative yang dapat mengurangi pemanasan global contohnya menggunakan alat transportasi yang tidak menghasilkan karbon dioksida sebagai gas buangan nya misalnya dengan menggunakan sepeda, mobil berbahan bakar hydrogen atau listrik. Atau dengan penggunaan energi Nuklir untuk bahan bakar listrik.

4.2.   Saran
Pemansan global ini perlu menjadi perhatian masyarakat, karna dampak negative dari pemanasan global ini sudah diketahui secara umum oleh masyrakat. Maka masyarakat seharusnya lebih peka dan peduli terhadap lingkungan karena jika penggunaan energi yang menghasilkan emisi gas buang berupa karbon dioksida dan gas CFC dapat memperparah pemanasan global sehingga masyarakat harus bisa menemukan pemecahan masalah ini, contohnya dengan menemukan dan mengembangkan penemuan energi-energi  alternative. Karena energi alternative inilah yang nantinya akan dapat mengurangi dampak-dampak negative dari pemanasan global itu sendiri.




































Comments

  1. Play real online game on your go casino - Top Cleo.app
    This is 우리카지노 the real online play roulette craps game at topcleo.app. It is a real-time 토토카지노사이트 gambling game where you can win real money and enjoy an incredible experience on

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bahasa Indonesia Kelas XII: Contoh Teks Cerita Sejarah Lengkap Beserta Struktur Teksnya "LEGENDA BATU MENANGIS"

Contoh Ceramah Bahasa Indonesia Mengenai Pentingnya Tertib Berlalu Lintas untuk kelas XI

Agama Hindu kelas X : Artha Sastra (Nitisastra)