Contoh Makalah Fisika Tentang Cara Mengatasi Pemanasan Global Dengan Penggunaan Energi Alternatif
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pemanasan global
sendiri adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi yang dapat berdampak pada perubahan iklim dan cuaca di bumi. Jadi
membahas pemanasan global ini berarti membahas dampak-dampak yang diakibatkan
dari pemanasan global dan cara untuk mengatasinya. Contoh dampak dari pemanasan
global adalah, umumnya pada bulan Desember merupakan musim penghujan tetapi
hujan belum turun atau sebaliknya. Dari dampak negative yang telah dicontohkan,
maka manusia harus lebih aktif mencari tahu cara-cara untuk mengatasi efek yang
timbul dari pemanasan global. Contohnya dengan menemukan energi-energi
alternative untuk mengurangi emisi gas buang dari pabrik atau kendaraan yang
menghasilkan karbon yang dapat memperparah pemanasan global. Di Indonesia,
fenomena dampak perubahan iklim dan pemanasan global ditunjukkan dengan adanya
berbagai peristiwa bencana alam yang terus meningkat seperti kekeringan,
banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, berkurangnya keaneka ragaman hayati,
penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya air (Dirjen PHKA BB TNGL, 2007).
Oleh karena itu,
pemanasan global ini hendaklah menjadi perhatian seluruh masyarakat karena sangat
banyak efek buruk dan berbahaya yang ditimbulkan nantinya. Pembicaraan tentang cara
untuk mengurangi efek buruk dan dampak dari pemanasan global ini sangat peting
bagi pengetahuan masyarakat dan juga memiliki tujuan penting yang pastinya
harus dicapai demi kelangsungan kehidupan di bumi.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Gejala dari Pemanasan Global?
1.2.2. Apa yang menyebabkan pemanasan global terjadi?
1.2.3. Apa dampak dari pemansan global bagi musim,
cuaca, dan iklim di bumi?
1.2.4. Bagaimana solusi dari dampak buruk yang timbul
dari pemanasan global?
1.3.
Maksud dan Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui dan mengerti bagaimana gejala
dari pemansan global.
1.3.2. Agar tahu hal apa saja yang menyebabkan
pemanasan global terjadi
1.3.3. Agar tahu dampak apa saja yang dapat timbul
dan apa efeknya bagi kondisi musim di bumi.
1.3.4. Untuk mengetahui cara mengatasi atau solusi
dari pemanasan global.
1.4.
Metode Penulisan
Dari penulisan makalah
ini penulis menggunakan metode penulisan kajian pustaka
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Pemanasan global
diartikan sebagai kenaikan temperature muka bumi yang disebabkan oleh efek
rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan iklim global ini telah
menybabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan dunia. Tingkat
kekhawatiran perubahan iklim global ini terendam dalam dokumen protocol Kyoto
dan United Nation framework Convention on
Climate Change (UNFCCC) yang menekankan pentingnya usaha kearah pengurangan
emisi karbon serta penyerapan karbon di atmosfer. Demikian halnya dalam konfrensi
PBB tentang pembangunan dan lingkungan hidup atau United Nation Conference on Environmentand Development (UNCED)
pada tahun 1992 di Rio Janeiro, Brazil, dimana menghasilkan dua deklarasi umum
yang salah satu di antaranya juga menekankan bagaimana upaya mengurangi
perubahan iklim global (Yusuf, 2008).
Sumber energi
alternatif (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat dengan
cepat diisi kembali oleh alam. Berikut ini adalah yang termasuk sumber energi
alternative atau energi yang dapat diperbaharui. Antara lain Energi Matahari,
Energi Angin, Panas Bumi, Biomassa, dan sebagainya. (sumber energi dan perubahannya, 2009). Hutan alami merupakan
penyimpan karbon tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan
pertanian. Oleh karena itu, hutan alami dengan keragaman jenis pepohonan
berumur panjang dan serasah yang banyak merupakan gudang penyimpan karbon
tertinggi. Bila hutan diubah fungsinya menjadi lahanlahan pertanian atau
perkebunan atau ladang penggembalaan maka jumlah karbon tersimpan akan merosot.
Jumlah karbon tersimpan antarlahan tersebut berbedabeda, tergantung pada
keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada, jenis tanah- 13 nya serta cara
pengelolaannya. Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari
yang paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan,
hingga paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur. Pengukuran
secara kuantitatif karbon tersimpan dalam berbagai macam penggunaan lahan perlu
dilakukan. Untuk itu diperlukan metode pengukuran standar yang baku dan telah
dipergunakan secara luas, agar hasilnya dapat dibandingkan antarlahan dan
antarlokasi (Hairiah dan Rahayu, 2007).
Jadi hubungan energi
alternative dengan pemanasan global adalah untuk menjaga kondisi bumi tetap
pada suhu yang normal. Pemanasan global ini biasanya disebabkan oleh emisi gas
yang dibuang oleh pembangkit listrik, pabrik, atau kendaraan bermotor.
Contohnya Pembangkit Listri di Indonesia sendiri umumnya menggunakan bahan
bakar fosil sedangkan emisi gas buang yang dihasilkan berupa CO2, gas metana,
dan nitrooksida atau gas rumah kaca. Dari emisi gas buang tadi maka panas
matahari yang masuk ke bumi dipantukan kembali ke bumi sehingga suhu di bumi
meningkat dan menyebabkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan. Maka dari
itu dibuatlah pembangkit listrik yang ramah lingkungan seperti Pembangkit
Listrik tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Angin, dan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Maka dari itu, penggunaan energi alternative sangatlah
dibutuhkan sekarang ini karena telah diketahui secara umum suhu di bumi telah
meningkat secara signifikan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Gejala Pemanasan Global
3.1.1. Lapisan es yang kian menipis
3.1.2. Kebakaran hutan besar-besaran
3.1.3. Situs
purbakala yang cepat rusak
3.1.4. Ketinggian
gunung es yang berkurang (yang diakibatkan melelehnya es di puncak gunung)
3.1.5. Satelit bergerak lebih cepat (makin banyak
karbondioksida di atas atmosfer menyebabkan lebih banyak dorongan dan satelit
lebih cepat bergerak)
3.1.6. Pelelehan besar-besaran
3.1.7. Keganjilan di daerah kutub (riset di sekitar sumber air yang hilang
memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi)
3.1.8. Peningkatan kasus alergi
3.2.
Penyebab Pemanasan Global
Hal-hal yang dapat
menyebabkan pemanasan global sebenarnya sangat banyak. Baik penyebab dari alam
itu sendiri atau pun akibat gaya hidup manusia yang tanpa disadari memicu
pemanasan global meenjadi semakin parah. Penyebab-penyebab pemanasan global ini
antara lain,
3.2.1. Menjamurnya
bangunan dengan konsep rumah kaca. semakin hari semakin
banyak gedung-gedung tinggi yang memanfaatkan kaca sebagai dindingnya. Padahal
ini dampaknya sangat buruk. Sebab dinding kaca ini tidak dapat menyerap sinar
matahari namun justru memantulkannya ke udara. Inilah yang menjadikan
lingkungan semakin terasa panas.
3.2.2. Kurangnya
pepohonan. Pepohonan akan menjadikan lingkungan lebih sejuk dan menyehatkan
sebab pohon menghasilkan oksigen yang dapat dihirup. Selain itu, pepohonan juga
berperan mengurangi suhu panas serta menghirup CO2 dimana CO2 ini menjadi salah
satu penyebab global warming. Tapi kini lahan-lahan kosong sudah habis karena
diubah menjadi bangunan-bangunan dan gedung-gedung tinggi. Terbatasnya tanah
inilah yang pada akhirnya membuat kita kesulitan menanam pohon di pekarangan
rumah. Lebih dari itu, masih banyak oknum tak bertanggung jawab yang dengan
secara liar menebang pepohonan.
3.2.3. Penggunaan
listrik berlebihan. Hal ini menjadikan energi
yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik semakin bertambah.
3.2.4. Asap pabrik. Selain
bangunan rumah kaca, penyebab lain yang datang dari lingkungan masyarakat
adalah adanya asap pabrik. Memang pabrik ini bisa menyerap tenaga kerja, tapi
tak dapat dipungkiri pula bahwa asap pabrik ini juga menjadi penyebab pemanasan
global.
3.2.5. Jumlah kendaraan yang bertambah. banyaknya jumlah kendaraan
juga turut andil menjadi penyebab meningkatnya pemanasan global. Hasil
pembakaran dari kendaraan bermotor ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi
juga memperparah global warming. Lebih dari itu, penggunaan energi juga akan
meningkat. Jadi, jumlah kendaraan yang terus bertambah ini tidak hanya
menimbulkan kemacetan, tapi juga membuat suhu panas di bumi meningkat.
3.2.6. Pembakaran hutan. Pembakaran hutan tidak hanya mengakibatkan
banjir. Sebab lebih dari itu pembakaran hutan yang ‘katanya’ bertujuan untuk
membuka lahan pertanian malah merusak ekosistem hutan sebab kita pun tidak akan
mendapatkan udara yang bersih mengingat pepohonannya sudah dimusnahkan.
3.2.7. Bumi yang menua. Menurut perkiraan, bumi sudah berusia 4,6
milyar. Bahkan bumi sudah didiami dan dihidupi beberapa generasi. Sejak
generasi nabi Adam hingga abad 21 dan tidak terhitung lagi jumlahnya. Adanya
generasi-generasi ini tentu menimbulkan perubahan pada lingkungan. Salah
satunya adalah pemanasan global itu sendiri.
3.2.8. Lapisan ozon menipis. Lapisan ozon berperan membantu
memfilter sinar matahari supaya gelombang berbahaya tidak sampai ke bumi. Namun dikarenakan adanya gas yang ada di
udara, maka ini mengakibatkan kebocoran pada lapisan ozon. Mirisnya lagi,
kebocoran ozon ini terjadi setiap saat, dan untuk mengembalikannya seperti
semula memerlukan waktu yang sangat lama. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti
lapisan ozon akan benar-benar musnah.
3.3.
Dampak Pemanasan Global bagi Musim, Cuaca, dan Iklim di Bumi
Pemanasan
global merupakan peristiwa memanasnya suhu rata- rata di permukaan bumi
atau kerak bumi sehingga
menyebabkan bumi menjadi lebih panas. Maka dari itulah disadari atau tidak,
pemanasan global akan berpengaruh terhadap iklim dan cuaca. Beberapa pengaruh
pemanasan global terhadap iklim dan cuaca antara lain adalah sebagai berikut:
3.3.1. Musim
datang tidak sesuai dengan masanya. Dampak kedua
dari pemanasan global bagi cuaca dan iklim adalah kedatangan musim yang tidak
sesuai dengan masa. Kita mempelajari bahwa musim di dunia ini datang dengan
sangat teratus menurut tanggal masing- masing. Oleh karena itulah kita dapat
memprediksi kapan kita akan berjumpa dengan musim tertentu. sebagai
contoh pembagian musim di Indonesia, kita akan menjumpai musim hujan ketika bulan Oktober-
April, sementara sisanya kita akan menjumpai musim kemarau. Namun sejak akhir-
akhir ini pemanasan global melanda bumi, musim datang semakin tidak beraturan,
semakin tidak pada masanya. Misalnya di bulan November yang seharusnya sudah
memasuki musim penghujan, justru masih terasa panas dan tidak menunjukkan
tanda- tanda akam turun hujan. Demikian halnya dengan musim penghujan yang
masih saja datang meskipun sudah memasuki saat musim kemarau tiba.
3.3.2. Cuaca
yang tidak menentu. salah satu dampak dari
pemanasa global yang paling terasa mencakup iklim dan cuaca adalah menjadikan
cuaca tidak menentu. Misalnya kita sangat sulit memprediksi cuaca yang akan
terjadi dalam kurun waktu tertentu. apabila kita memprediksikan hari akan
cerah, tiba- tiba bisa turun hujan, itupun hujan yang sangat deras dan
terkadang disertai jenis angin dan juga petir. Hal inilah yang
menyebabkan kesulitan melakukan ramalan cuaca. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa ramalan cuaca atau prakiraan cuaca ini merupakan hal yang sangat
penting. Bukan hanya bagi penyelenggara event atau proyek, namun juga sangat
penting bagi sektor transportasi. Mengingat transportasi udara membutuhkan
jadwal penerbangan yang sangat teliti dan berhati- hati terhadap cuaca.
3.3.3. Suhu udara semakin tinggi. Dampak pemanasan global yang
selanjutnya adalah cuaca atau iklim
menjadi lebih terasa panas dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini tercermin
pada suhu udaranya. Ketika pemanasan global terjadi, maka udara menjadi terasa
lebih panas, dan panasnya ini merupakan panas yang menyengat kulit. Jadi,
meskipun matahari tidak terlalu terik, namun cuaca cukup membakar kulit kita
sehingga kita akan merasa gerah dan kepanasan.
3.3.4. Lama musim kemarau dan
musim hujan tidak sama. Dampak selanjutnya dari pemanasan global terhadap cuaca
dan iklim adalah musim yang lamanya tidak sesuai semestinya. Misalnya di
Indonesia, harusnya musim penghujan dan musim kemarau sama- sama berlangsung
selama enam bulan tapi karena pemanasan global, musim ini bisa berlangsung tidak
semestinya. Terkadang kita menjumpai musim penghujan yang lebih lama daripada
musim kemarau dan terkadang musim kemarau datang lebih lama daripada musim
hujan.
3.3.5. Merebaknya bibit penyakit. Pemanasan global menyebabkan
perubahan iklim yang sangat tidak menentu. Salah satu akibatnya adalah
merebaknya wabah penyakit yang tidak menentu. Seperti penyakit yang disebabkan
karena perubahan musim yang tidak menentu, misalnya adalah demam tinggi, diare,
dan lain sebagainya. Berbagai macam penyakit juga timbul akibat bencana alam
yang terjadi karena pemanasan global, seperti saluran pernafasan yang timbul
karena kebakaran hutan, dan lain sebagainya.
3.4. Solusi dari Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global
merupakan problematika dunia yang berakibat fatal bila tidak ditanggapi dengan
sigap. Telah jelas terjadinya perubahan
iklim ‘climate change’ adalah salah satu efek terbesar yang ditimbulkan oleh
pemanasan global ini. Salah satu penyebabnya adalah emisi carbon yang
berlebihan yang mengakibatkan efek rumah kaca pada bumi.
Emisi carbon memiliki
banyak sekali sumber. Dari yang kecil sampai yang besar semuanya bisa
berdampak. Asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya adalah contoh besarnya.
Salah satu penghasil emisi carbon yang besar adalah pembangkit listrik yang
tidak ramah lingkungan. Contohnya batubara.
Pembangkit listrik
tenaga batu bara menghasilkan emisi carbon yang banyak dan merupakan salah satu
penyebab efek rumah kaca. Berdasarkan data IAEA (International Automatic Energy
Agency) polusi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik paling banyak bersumber
dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil yakni batu bara, minyak
bumi, atau solar dan gas alam.
Oleh karena itu diperlukannya
Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih green. Dan mengurangi dampak global
warming. Salah satunya adalah Nuklir. Nuklir adalah salah satu solusi tepat
pengganti batu bara. Sebagai ilustrasi, setiap kWh energi listrik yang
diproduksi listrik yang diproduksi oleh penggunaan energi fosil menghasilkan
gas rumah kaca sebesar 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg NOX, sementara energi
nuklir hanya menghasilkan 9-21 gram CO2/kWH. Studi ini disusun berdasarkan
metode Life Cycle Analysis, suatu analasis yang menyeluruh dari hulu sampai
hilir, mulai penambangan, transportasi, konstruksi pembangkit sampai operasi.
Karena itu saat ini PLTN di dunia telah berhasil menurunkan pembakaran CO2
sebesar 2 gigaton per tahunnya.
Namun yang menjadi
masalah sekarang, nuklir memiliki resiko yang besar soal keamanan. Meski telah
ditemukan banyak sekali perlindungan agar tidak terjadi kebocoran, namun perlu
dipertimbangkan juga bencana-bencana alam yang terjadi di sekitar lokasi
pendirian PLTN yang dapat membuat perlindungan tadi hancur dan membahayakan
warga sekitar. Semua itu memang butuh pertimbangan yang lebih.
Meski nuklir merupakan
salah satu solusi hebat sebgai green
energy, namun hal-hal seperti proteksi dan alokasi letak pendirian harus
benar-benar ditelaah sedalam-dalamnya. Karena berdasarkan konsep sustainable
development, antara society dan environmental haruslah seimbang. Keamanan bagi
masyarakat juga solusi hijau lingkungan.
Selain Penggunakan
Nuklir sebagai solusi dari dampak pemansan global, dapat juga menggunakan
energi altenatif lain seperti air, angin, dan matahari. Penggantian pemakaian
pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil dengan memanfaatkan energi yang
dikeluarkan oleh sinar matahari, angin atau air sangatlah membantu pengurangan
emisi gas buang yang berupa karbon ke udara. Karbon inilah penyebab utama dari
munculnya efek rumah kaca.
Energi air adalah salah
satu alternative bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber energi ini didapat
dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetic yang dimiliki air. Di
Indonesia terdapat puluhan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), seperti PLTA
Singkrak (Sumatra Barat), PLTA Gajah Mangkur (Jawa Tengah), PLTA Jatiluhur
(Purwakarta), PLTA Riam Kanan (Kalimantan Selatan) dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan)
dan masih banyak lagi.
Penggunaan energi
matahari. Serupa dengan terobosan yang dilakukan pemerintah Cina, Indonesia
juga telah memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi. Energi matahari
atau surya adalah energi yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang
dipancarkan oleh matahari. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di
Indonesia anatara lain: PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan
PLTS Solor Barat (NTT)
Penggunaan energi
angin. Kincir angin digunakan untuk menangkap energi kinetic atau listrik yang
ramah lingkungan. Pemanfaatan energi angin/bayu
menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.
Penggunaan Biofuel
atau disebut juga bahan bakar hayati, yang berupa bahan bakar (baik padat, cair
atau gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah
tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan
tanaman yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang
dan kelapa sawit).
Penggunaan Biomassa. Biomassa
adalah jenis energi ramah lingkungan yang mengacu pada bahan biologis yang
berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara
lain kayu, limbah dan alkohol. Di Indonesia sendiri telah ada Pembangkit
Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) Pulubala yang berada di Gorontalo. PLTBM
tersebut memanfaatkan tongkol jagung sebagai sumber energinya.
Penggunaan Energi panas bumi / Geothermal. Energi panas bumi yang dimaksud di sini bukan
energi panas di permukaan Bumi, melainkan energi panas yang dihasilkan dan
disimpan di dalam Bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah
dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi
eksploitasi yang hanya dapat menjangkau area sekitar lempeng tektonik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia tersebar di
beberapa tempat, antara lain: PLTP Sibayak di Sumatra Utara, PLTP Salak di Jawa
Barat, PLTP Dieng (Jawa Tengah) dan PLTP Lahendong di Sulawesi Utara.
Pemanfaatan Gelombang Laut. Energi gelombang laut atau ombak adalah energi ramah
lingkungan yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut.
Indonesia sebagai negara maritim yang terletak diantara dua samudera berpotensi
tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut. Sayangnya sumber energi
alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia.
Pasang Surut. Energi
pasang surut air laut adalah energi yang bersumber dari proses pasang surut air
laut. Perbedaan tinggi rendah air laut dan arus saat pasang surut dapat
dimanfaatkan sebagai energi yang ramah lingkungan. Layaknya energi gelombang
laut, Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam pemanfaatan energi pasang
surut air laut. Sayangnya, sampai sekarang sumber energi yang ramah lingkungan
ini belum termanfaatkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
mengenai proses, dampak, penyebab, dan cara mengatasi pemanasan global itu
sendiri dapat di simpulkan. Panas dari matahari ini akan diserap oleh bumi dan
sebagiannya lagi dikembalikan ke atmosfer. Akan tetapi, karena di atmosfer
terdapat banyak gas efek rumah kaca; gas karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida
(SO2), metana, uap air dan lainnya dapat mengakibatkan panas matahari tidak
mampu keluar dari bumi dan justru terperangkap, kondisi ini akan membuat panas
matahari memantul ke bumi lagi. Apabila hal ini terjadi setiap hari, maka akan
bertambah banyak sinar matahari yang masuk ke bumi. Keadaan ini menjadikan
semakin banyak gas tidak bisa dikembalikan ke atmosfer, alhasil bumi pun
semakin panas. Inilah yang kemudian dinamakan pemanasan global atau global
warming.
Pemanasan global itu
sangat buruk akibatnya bagi kehidupan, baik itu manusia, hewan atau tumbuhan
yang ada di bumi. Maka dari itu manusia harus bisa mengubah gaya hidup yang
mengakibatkan pemanasan global semakin parah. Atau menemukan energi-energi
alternative yang dapat mengurangi pemanasan global contohnya menggunakan alat transportasi yang
tidak menghasilkan karbon dioksida sebagai gas buangan nya misalnya dengan
menggunakan sepeda, mobil berbahan bakar hydrogen atau listrik. Atau dengan
penggunaan energi Nuklir untuk bahan bakar listrik.
4.2. Saran
Pemansan global ini
perlu menjadi perhatian masyarakat, karna dampak negative dari pemanasan global
ini sudah diketahui secara umum oleh masyrakat. Maka masyarakat seharusnya
lebih peka dan peduli terhadap lingkungan karena jika penggunaan energi yang
menghasilkan emisi gas buang berupa karbon dioksida dan gas CFC dapat
memperparah pemanasan global sehingga masyarakat harus bisa menemukan pemecahan
masalah ini, contohnya dengan menemukan dan mengembangkan penemuan energi-energi
alternative. Karena energi alternative
inilah yang nantinya akan dapat mengurangi dampak-dampak negative dari
pemanasan global itu sendiri.
Play real online game on your go casino - Top Cleo.app
ReplyDeleteThis is 우리카지노 the real online play roulette craps game at topcleo.app. It is a real-time 토토카지노사이트 gambling game where you can win real money and enjoy an incredible experience on